Rabu, 02 Mei 2012

Lurah-lurahan, Bila Tak Mampu Jangan Memimpin

Penulis Zamroni Allief Billah | Rabu, 02 Mei 2012 | 06.37.00 |


Rumput liar adalah gambaran nyata. Sebuah keteguhan dalam memegang prinsip hidup dan kesederhanaan bersikap. Dimanapun dia berada maka akan senantiasa mampu beradaptasi. Sebab hidup baginya barangkali adalah bagaimana menjalani bukan meratapi.

Tidak 'ngoyoworo' menggapai sesuatu hal yang terlalu tinggi muskil dicapai. Akan tetapi bagaimana menjalani pemberian dan anugerah gusti dengan segala daya. Agar kehidupan tetap berjalan sebagaimana tujuan dia diciptakan.

Hidup harus memberi manfaat kepada yang lain. Oleh karenanya dengan dia tetap hidup maka akan mampu memberi manfaat kepada makhluk Tuhan yang lain. Dimakan oleh hewan ataupun diambil oleh perumput. Maka itulah kemanfaatan yang mampu dia persembahkan sebagai wujud pengabdiannya.

Satu permainan yang memanfaatkan 'suket teki', rumput liar ini. Lurah-lurahan mengadu siapa terkuat di antara mereka. Yang mampu bertahan hingga akhir dialah yang akan dinobatkan sebagai lurah. Penguasa tunggal yang akan memberi perintah dan kebijakan. Siapa yang kalah tak akan berkompromi untuk menolak kekuasaan Lurah.

Mengambil rumput yang dianggap terkuat lalu di antara anak-anak itu satu persatu akan beradu kuat. Yang kalah otomatis tereliminasi dan yang menang akan langsung diadu dengan yang lain. Hingga akan muncul salah satu terkuat dan pemenang di antara mereka.

Falsafah rumput liar yang akan selalu mengakar dalam benak anak-anak. Hingga kelak dewasa akan mengerti bagaimana menjalani kerasnya kehidupan. Tetap bijak serta sederhana dalam menerima setiap 'kahanan' yang diberikan Tuhan.

Tidak ada komentar:

 

Permainan Tradisional


Permainan Lainnya »

Kembang Boreh


Kembang Lainnya»

Laesan


Laesan Lagi»
..

Misteri

Dolanan

Tradisi

Gurit

Kembang ~ Mayang

Puisi

Cer ~ Kak

Laesan

Gambar Misteri

Artikel Disarankan Teman