Minggu, 15 April 2012

Gaok, Saatnya menjadi Dhanyang

Penulis Zamroni Allief Billah | Minggu, 15 April 2012 | 10.31.00 |

Musim panen tiba tidak hanya membuat para orang tua berbahagia akan tetapi juga menjadi waktu yang paling ditunggu oleh anak-anak petani. Sebuah momen mengasyikkan dan menegangkan bagi mereka.

Hanya satu dua di antara bocah anak-anak petani itu yang mula-mula berani melakukan. Akan tetapi lama kelamaan menjadi sebuah ritual permainan yang paling ditunggu. Siapa cepat dia dapat. Menikmati sajen yang biasanya selalu ada saat musim panen tiba.

Selain cok bakal, yaitu rangkaian dari satu batang rokok, kemenyan dan beberapa bahan lain. Ada cermin serta bunga tiga jenis yang disebut kembang telon. Satu hal yang paling ditunggu adalah paha ayam bakar dan telur.

Dalam sajen wiwit, saat ritual panen raya tiba biasanya itu selalu ada. Apalagi bila hasil panen sedang baik maka sebagai wujud rasa syukur mereka kepada Tuhan atas cinta kasih Dewi Sri (dewi padi) maka para petani akan menyediakan panggang ayam untuk bancaan. Kepala dan paha khusus sebagai pelengkap dari rangkaian persembahan itu.

Maka ketika bancaan telah usai dan satu persatu warga pulang ke rumah, itulah saat anak-anak beraksi. Dengan satu mantra yang entah dari mana mereka peroleh "Gaok gaok gaok" mereka akan melafdalkan itu sebanyak tiga kali baru mengambil panggang ayam dan telur yang disajikan.

Telur untuk sang dhanyang telah berpindah tangan. Bocah-bocah itu telah menjadi Dhanyang dadakan dan menikmati persembahan tersebut. Si pememilik tidak akan marah saat sesembahan itu diambil anak-anak. karena mereka tidak boleh menikmati sesembahan itu.

ilustrasi: deviant

Tidak ada komentar:

 

Permainan Tradisional


Permainan Lainnya »

Kembang Boreh


Kembang Lainnya»

Laesan


Laesan Lagi»
..

Misteri

Dolanan

Tradisi

Gurit

Kembang ~ Mayang

Puisi

Cer ~ Kak

Laesan

Gambar Misteri

Artikel Disarankan Teman