Kamis, 08 Desember 2011

Bangkitkan Arwah Gentayangan

Penulis Zamroni Allief Billah | Kamis, 08 Desember 2011 | 11.45.00 |
Bangkitkan Arwah Gentayangan

Mbah Jo, lelaki berumur yang terkenal usil ini memiliki seribu satu cara untuk menaklukkan lawan-lawannya. Selain terbiasa memainkan Jalangkung, Mbah Jo mahir dengan permainan mistis lainnya salah satu yang selalu dibanggakannya dalam setiap cerita adalah bahwa dia bisa membangklitkan arwah gentayangan.

Raji, pemuda desa Bitingan kecamatan Sale ini tak percaya dengan keahlian yang dimiliki Mbah Raji. Apalagi dirinya sudah terkenal sebagai pemuda pemberani yang tidak pernah takut dengan berbagai hantu dan cerita menyeramkan lainnya.

Pemuda ini seringkali melakukan ritual di gua, hutan dan tak jarang di kuburan. Maka mendengar cerita bahwa Mbah jo bisa membangkitkan arwah gentayangan, Raji penasaran ingin mencoba.

Menanti hari yang ditentukan oleh Mbah Jo, Raji akhirnya mendapatkan tetangga desanya yang meninggal pada Jumat Kliwon. Segera pemuda ini menemui Mbah Jo untuk mengabarkan dan sekaligus memulai ritula bangkitkan arwah.

Mbah Jo segera menemui Modin yang mengurus mayat tersebut. Mbah Jo menyampaikan keinginannya agar ketika Modin tersebut menyembelih ayam untuk hajatan harus sampai putus.  “Kalau jenengan menyembelih sampai kepalanya putus, nanti lemparkan di semak-semak biar saya mengambilnya. Itu syarat untuk obat penyakit saya,” kata Mbah Jo berbohong pada Modin tersebut akan niat sesungguhnya,

Saat jenazah dimandikan, Mbah Jo mengambil sejumput tanah basah oleh air yang dibuat memandikan mayat tersebut. Lalu dimasukkan plastik dijadikan satu dengan kepala ayam yang baru saja diambilnya dari semak-semak.

Lelaki yang jarang masuk liang lahat setiap ada kematian ini tiba-tiba ikut masuk ke kuburan dan membantu para pelayat yang sedang memangku memasukkan jenazah. Lalu kepada modin perawat jenazah, Mbah Jo berbisik. “Tolong ambilkan salah satu pocongan dari jenazah ini mbah, untuk obat penyakit saya”.

Perawat jenazah itu hanya mengangguk saja mengamini apa yang diminta oleh Mbah Jo lalu mengambilkan tali jenazah itu dan memberikan kepada lelaki tua tersebut. Setelah mendapatkan uba rampe yang diperlukan, malamnya segera dilakukan ritual di rumah Mbah Jo, lelaki tua yang tinggal seorang diri tersebut.

Semua listrik dimatikan tak ada satupun lampu. Sebagai penerang dinyalakan lampu petromax. Kepala ayam dibungkus dengan kain mori yang baru saja dibeli dan diikat dengan tali jenazah yang siang tadi diperolehnya di kuburan. Lalu bungkusan kepala ayam tersebut digantung di lampu petromax.

“Kau duduk saja di sini, kita akan menunggumu di luar,” kata Mbah Jo kepada Raji, pemuda pemberani yang ingin  membuktikan kemampuan Mbah Jo membangkitkan arwah. Lepas maghrib, waktu belum gelap benar tetapi karena rumah Mbah Jo berada di ujung desa, tak ada satupun warga yang memantau aktivitas Mbah Jo dan beberapa pemuda desa tersebut.

Beberapa jam Raji duduk tak ada sesuatupun yang membuatnya berdiri atau ketakutan sebagaimana diceritakan Mbah Jo padanya. Hanya sekelebat bayangan hitam yang sesekali melintas namun bagi Raji, itu adalah hal biasa dan sama sekali tidak ditakutkan.

Bayangan itu semakin dekat seperti melintas di depan wajahnya, dan seperti ada suara menggumam dari seseorang yang dia tak mengerti. Raji mengira itu suara Mbah Jo dan kawan-kawannya yang berada di luar. Sejenak kemudian Raji keluar memastikan bahwa Mbah Jo dan kawan-kawan ada di luar. Ternyata sepi, tak ada seorangpun di luar lalu Raji kembali ke tempat semula dia duduk.

Belum lama, tiba-tiba datang angin kencang menghembus menerpa wajahnya dilanjut sekelebat bayangan hitam yang sejak tadi menghantuinya. “Mana kepalaku, kembalikan kepalaku,” suara itu begitu dekat di telinganya.

“Mana kepalaku, kembalikan kepalakuuuu” bayangan hitam itu berputar-putar mengelilinginya dan menanyakan kepalanya. Sejurus kemudian lampu tiba-tiba padam, gelap gulita dan tidak ada yang tampak kecuali suara itu semakin keras di telinganya “Endi endhaskuuu.... kembalikan kepalaku,” ketakutan, akhirnya pemuda tersebut pontang panting keluar rumah sambil berteriak minta tolong. (Zamroni)

Tidak ada komentar:

 

Permainan Tradisional


Permainan Lainnya »

Kembang Boreh


Kembang Lainnya»

Laesan


Laesan Lagi»
..

Misteri

Dolanan

Tradisi

Gurit

Kembang ~ Mayang

Puisi

Cer ~ Kak

Laesan

Gambar Misteri

Artikel Disarankan Teman