Empat puluhan warga Desa Wonokerto yang tergabung dalam PETIR (Pemuda Terongan Independen Rasional) menggelar aksi di depan pabrik PT. OMYA yang berlokasi di Desa Wonokerto Kecamatan Sale Kabupaten Rembang, Rabu (27/01) pagi.
Pukul 09.00 WIB sejumlah peserta aksi tersebut melakukan long march dari Balai Desa menuju depan gerbang pabrik. Muhammad Nur Kholis, koordinator aksi menyebutkan bahwa aksi tersebut dipicu oleh keresahan warga yang merasa terganggu akibat polusi udara juga gangguan suara yang ditimbulkan dari operasional pabrik.
"Selain itu perusahaan sewenang wenang dalam melakukan pemecatan karyawan. Padahal kita untuk bisa masuk sebagai karyawan harus membayar sejumlah uang. Variatif antara satu juta sampai dua juta rupiah," paparnya.
Wahyu, salah seorang aksi lain membenarkan adanya pungutan tersebut. Padahal, menurutnya, untuk mencari uang tersebut harus hutang dahulu tapi ketika sudah bekerja mengapa harus dikeluarkan.
"Uang tersebut katanya untuk jaminan. Meski mengganjal dalam hati tentang uang tarikan tersebut karena kami butuh bekerja maka kami berupaya untuk memenuhi tuntutan uang tersebut," kata Wahyu mejelaskan.
Didik Siswoyo, plan koordinator OMYA membantah adanya tarikan uang tersebut. Dan saat dikonfirmasi perihal polusi dan gangguan suara, Didik menjelaskan bahwa pihak perusahaan telah melakukan langkah untuk penanganan dari keluhan tersebut.
"Bangunan untuk mesin telah kita sempurnakan sehingga suara yang muncul dapat kita minimalisir," terangnya.
Hingga menjelang tengah hari para peserta aksi masih menunggu Samuel, manager operasional PT. OMYA yang dinyatakan oleh pihak pengaman masih dalam perjalanan. (Zam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar