Petaka Merah Delima

Belum lama ini sebuah mobil xenia menabrak bus pariwisata di jalan Pantura. Dua orang penumpang tewas satu lainnya kritis. Desa Sumbersari Kecamatan Kragan telah menjadi saksi peristiwa naas itu.

Dalam mobil xenia itu terdapat beberapa benda bertuah. Mustika Mirah Delima atau yang lebih akrab dikenal dengan sebutan merah delima serta beberapa benda mistis lainnya. Ada beberapa komentar warga bahwa mustika Mirah Delima itulah yang menjadi penyebab petaka tersebut.

Mereka yakin bahwa ketiga korban yang ada dalam mobil xenia tersebut adalah pemain benda antik. Berbagai macam benda-benda bertuah mereka buru untuk nanti dijual belikan lagi. Biasanya orang-orang yang melakukan praktek jual beli ini acap kali terlupa bahwa seluruh benda itu adalah makhluk Tuhan.

Sebagai makhluk termasuk mustika Mirah Delima juga membutuhkan perlakuan khusus. Bukan perihal syirik atau menyekutukan Tuhan dengan sebuah benda. Akan tetapi seluruh benda dan yang ada di dunia ini adalah makhluk. Seluruhnya diciptakan Tuhan dengan keunikan masing-masing.

Ki Kesuma Narendra, salah seorang tokoh spiritual Sale membenarkan tentang pendapat orang tentang Mustika Mirah Delima itu. Namun kita tidak bisa memastikan bahwa pendapat itu benar adanya. Semuanya serba mungkin di alam dunia ini, kata Ki Kesuma.

"Di dalam mobil itu tidak hanya Mustika Mirah Delima akan tetapi ada jenglot, cemeti dan telur tembeyan. Jadi apakah mustika itu yang menyebabkan kejadian itu atau benda lain kita belum bisa pastikan. Minimal harus uji lokasi dengan melakukan komunikasi dengan makhluk yang di sana," kata dia.

Ki Kesuma membenarkan jika makhluk Tuhan seperti benda-benda yang ada dalam mobil korban membutuhkan perlakuan khusus. Sebagai gambaran, lelaki paruh baya ini menggambarkan tentang bagaimana memperlakukan ponsel dengan sepeda motor. "Sekaligus mobil atau alat lain yang kita punya kita mesti tahu cara perawatannya. Setiap alat yang kita punya maka perlakuan dan perawatannyapun berbeda," paparnya.

Jenglot menurut sebagian orang membutuhkan darah segar sebagai santapan. Biasanya hanya setetes dengan dicampur minyak za'faron atau misik pada hari tertentu. Bila hal yang demikian tidak dilaksanakan maka tentunya menurut Ki Kesuma akan menimbulkan efek terhadap yang membawanya.

Seperti yang terjadi, biasanya korban akan disamarkan penglihatannya. Seolah jalan raya itu mulus dan kosong. Fikiran mereka tak lagi dikendalikan oleh mereka sendiri. Sekejap sebelum mereka menyadari bahwa mereka sedang berada dalam pengaruh gaib, terjadilah kecelakaan itu. Namun hanya Tuhan saja yang pasti mengetahui tentang yang terjadi. Tetap fokus dan berhati-hati ketika di jalan, selalu mengingatNya adalah obvat yang mujarab untuk fokus pada kesadaran.

image: deviantart