Sabtu, 31 Maret 2012

Hari Bhakti Rimbawan Kethek Ogleng Tampil di Tengah Hutan

Penulis Zamroni Allief Billah | Sabtu, 31 Maret 2012 | 13.41.00 | Location:Sale, Indonesia


Rintik hujan tak menyurutkan sepasukan pramuka yang menghadiri undangan Saka Wana Bhakti Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) kebonharjo dalam rangka Hari Bhakti Rimbawan ke 29. Sabtu malam (24/03) menggelar pentas budaya di wilayah hutan Wana Wisata Sumber Semen Desa Gading Kecamatan Sale Kabupaten Rembang. Kegiatan tersebut dalam rangkaian kegiatan yang dilaksanakan mulai tanggal 23-25 maret 2012.

Agus Rusdiyanto, sie Kegiatan mengatakan sengaja mengundang berbagai komunitas selain kontingen pramuka dari berbagai KPH dan sekolah-sekolah sekitar. Berbagai pecinta alam sekitar termasuk komunitas kethek ogleng mendapatkan undangan untuk menyemarakkan kegiatan tersebut.

"Khususnya komunitas Kethek ogleng Rembang yang telah aktif menggelar kegiatan kesenian setiap bulan. Kami berharap kehadiran komunitas ini akan memberi warna tersendiri dan menjadi pencerahan untuk kawan-kawan yang lain," kata dia.

Sebanyak 250-an peserta dari berbagai KPH hadir dalam kegiatan tersebut. KPH Mantingan, KPH Gundi, KPH Purwodadi, KPH Pati, KPH Blora, KPH Kebonharjo kesemuanya mengirim kontingen. Termasuk SMK Negeri 1 Sale, MA Al-Azhar Sale, Ma Gandrirojo, SMK Kehutanan Rimba Taruna melengkapkan kehadiran Repala (Pecinta alam Pamotan), Antapala (Pecinta Alam Sale), Palma (Pecinta Alam Bitingan, Sale), Trabas (Komunitas trail KPH kebonharjo), serta Komunitas Kethek Ogleng Baca Puisi.

Satu persatu malam itu mereka memamerkan kelihaian di atas panggung. Hampir keseluruhan menampilkan drama tentang hutan dan lingkungan kecuali MA Al Azhar Sale. Madrasah Aliyah dari Sale ini perform dengan tampilan berbeda. Musikalisasi puisi dengan peralatan seadanya.

Bira Farida, murid MA Al-Azhar mengatakan sengaja ingin menampilkan sesuatu yang berbeda. Dia yakin kebanyakan peserta akan menampilkan parodi oleh karenanya dia ingin menampilkan bahwa alat-alat sederhana bisa dimanfaatkan. "Maka kami hanya memanfaatkan berbagai peralatan masak yang kami bawa," kata ia.

Suasana riuh dihiaskan yel-yel dari masing-masing kontingen di setiap penampilan. Sehingga malam itu hutan kawasan LMDH Gading ramai dengan sorak sorai peserta. Suasana berubah ketika Allief Zam Billah dan Gasulin tampil di atas panggung.

Setelah beberapa kali Gasulin menghentak panggung dengan beberapa yel suasana menjadi sunyi. Penonton seperti tenggelam dalam larik puisi "Laesan" yang dibawakan Allief Zam Billah mewakili komunitas Kethek Ogleng Baca Puisi.

Lalu Hariyanto berguling-guling menyusul pementasan berikutnya. Rosyid Ndoyen dan Komunitas Gong Art mewakili Komunitas Kethek Ogleng menampilkan puisi dan teatrikal. "Aku Katakan Sabda api Kepada Batu" dengan lantang disuarakan oleh Rosyid bersahutan dengan keempat kawannya.

Keempatnya masuk ke panggung dari arah yang berbeda. Saat Rosyid sudah membawakan puisi di atas panggung lainnya secara bergantian bersahutan dari luar panggung menyela puisi Rosyid. Berjalan terhuyung-huyung jatu bangung dan katakan satu kalimat "Aku katakan kepada kalian sabda api kepada batu,".

Hingga kelima orang itu usai menampilkan perfom art penonton bergeming. Seolah masih kurang dengan penampilan Ndoyek dan kawan-kawan. Ronny Diar, guru SMK Kehutanan Rimba Taruna beseru "Wa masih kurang ini, ayo siapa yang mau tampil lagi!". Namun tak ada satupun yang tampil ke depan. Semua menanti akan ada puisi lagi yang dibacakan.

Mereka baru buyar ketika panitia mengumumkan hasil perlombaan yang telah digelar seharian. "Besok kita lanjutkan penanaman di Pamotan," ucap sumber suara itu diikuti buyarnya kerumunan penonton dari depan panggung.

Tidak ada komentar:

 

Permainan Tradisional


Permainan Lainnya »

Kembang Boreh


Kembang Lainnya»

Laesan


Laesan Lagi»
..

Misteri

Dolanan

Tradisi

Gurit

Kembang ~ Mayang

Puisi

Cer ~ Kak

Laesan

Gambar Misteri

Artikel Disarankan Teman