Sabtu, 03 Maret 2012

Hantu Cantik Siang Bolong

Penulis Zamroni Allief Billah | Sabtu, 03 Maret 2012 | 12.25.00 | Location:Bancang, Sale, Indonesia


Supri, tukang ojek yang biasa mangkal di pertigaan Jatirogo tak pernah menyangka akan mendapatkan penumpang asing. Wanita cantik itu diantar ke sebuah tempat searah dengan dengan rumahnya di Desa Bancang Kecamatan Sale.

Lelaki beranak dua ini mengangguk saja ketika perempuan cantik ini memintanya mengantar lewat selatan. "Lewat kidul aja mas, adhem lewat alas," ucap perempuan itu sembari mengulungkan selembar uang puluhan ribu. "Nanti kalau sudah sampai tempatku, tak bilangin. Sampeyan jalan aja," lanjut perempuan itu sembari naik ke jok sepeda Supri.

Tak lama Supri sudah memasuki wilayah Tawaran. Tak ada lagi percakapan antara keduanya. Supri hanya menunggu perintah saat perempuan itu hendak berhenti. Karena tidak pernah menceritakan dia hendak kemana. Tapi dari potongan dan pakaiannya perempuan cantik itu baru saja datang dari kota. Belanjaannya banyak sekali. Mungkin habis memborong di pasar Jatirogo, pikir Supri.

Mendekati desa Bancang, tikungan kuburan dia berusaha mengintip perempuan itu dari spion. Karena hingga hampir mencapai desanya, perempuan cantik itu tidak juga bilang hendak turun dimana. Setengah tak percaya perempuan cantik itu sudah tak lagi duduk di belakangnya. Takut karena merasa telah membuat perempuan cantik itu jatuh, Suproi segera kembali menyisir perjalananya. Hingga ke pos ojek tempat dia mangkal, tak ada satupun orang yang ditanyainya mengerti keberadaan perempuan itu.

Semakin jengkel saat Supri diledek oleh teman seprofesinya. "Kowe ki edan kok Pri, dari tadi kamu pulang sendirian. Tak pikir mau sarapan kok malah sekarang kembali lagi kesini. Malah ngoceh mencari perempuan cantik. Jangan-jangan kamu kelingan demenanmu," ledek kawan-kawan Supri.

Supri tak peduli dengan ocehan teman-temannya. Rasa bersalahnya menuntut dia untuk kembali mencari. Akhirnya lelaki pengojek ini memilih pulang kerumah. Karena istrinya meminta diantarkan ke pasar Jatirogo hendak membeli beras. Sampai di rumah dia tak breani cerita kepada isterinya. Takut istrinya justru menyalahkannya.

Lalu dia antar perempuan itu melintasi jalanan yang tadi dia lewati. Sembari mencari barangkali ada orang yang telah menemukan perempuan cantik yang tadi dia antar. Namun tetap saja sepanjang perjalanan tetap sepi seperti tak ada sesuatupun yang terjadi. Bahkan terlalu lengang dan sangat asing baginya. Padahal itu adalah jalanan yang tiap hari dia lalui.

Sesampainya di pasar jatirogo, supri termenung sembari menunggui motornya. Menunggu isterinya yang masuk ke dalam pasar berbelanja. Tak lama kemudian dari arah lain, Kasdi kawan Supri membonceng istri Supri. Melihat Supri diam di pasar sang istri marah-marah. "Sampeyan ini kebacut maas... lha diminta ngantar aku ke pasar wae kok nggak mau," Lelaki ini semakin bingung. Tak ada sepatah kata yang keluar dari mulutnya. Supri hanya berfikir, siapakah perempuan yang tadi dia antar dan sekarang masih di dalam pasar?

Setelah puas memarahi Supri, sang isteri segera masuk ke pasar. Sedang Kasdi segera kembali ke pangkalan ojek. Namun tak berapa lama sang istri kembali lagi mendekatinya. "Ayo mas sudah cukup, kita pulang," sebagai pengganti rasa bersalahnya, Supri segera mengambil belanjaan istrinya. "Tak bawanya saja mas, ora popo," ucap steri Supri menarik tas belanjaan dan segera duduk di belakang Supri.

Melintasi perempatan lampu merah Jatirogo, sejenak Supri berhenti. Lalu melanjutkan perjalanan ke arah selatan. Melintasi kuburan selatan Jatirogo, sang isteri menepuk pundak Supri. Karena dikira keberatan maka Supri pun berinisiatif membawakan belanjaan hendak diletakkan di depannya. "Aku berhenti sini saja ya mas, matur suwun," setelah berkata demikian perempuan itu sudah tidak ada lagi. Supri lunglai untuk beberapa saat. Matanya gelap dan untuk sejenak tidak mengingat apa lagi. baru tersadar ketika bau minyak kayu putih memenuhi hidungnya.

Tetangga mengerumuninya di kamar sempit milik Supri. Melihat Supri membuka mata, seorang tetangga nyeletuk. "Lha piye critane kok sampeyan bisa pingsan di tengah kuburan?" Supri hanya diam. berusaha mengingat kejadian yang baru saja menimpanya. Sepotong-sepotong mulai terlihat wajah perempuan yang tadi diboncengnya. Supri meraba saku kanannya dan uang puluhan ribu pemberian perempuan misterius itu masih ada.

Tidak ada komentar:

 

Permainan Tradisional


Permainan Lainnya »

Kembang Boreh


Kembang Lainnya»

Laesan


Laesan Lagi»
..

Misteri

Dolanan

Tradisi

Gurit

Kembang ~ Mayang

Puisi

Cer ~ Kak

Laesan

Gambar Misteri

Artikel Disarankan Teman