Permainan Tradisional-Dramenan

Permainan Tradisional-Dramenan

Kini banyak sekali dijumpai berbagai mainan jenis terompet. Mulai dari yang berbahan kertas karton atau yang berbahan plastik. Namun dahulu ada permainan sederhana yang memiliki fungsi sama dengan jenis mainan tersebut. 'Dramenan' jenis mainan sejenis terompet yang berbahan dasar jerami.

Karena jerami dalam bahasa jawa disebut dami atau damen maka mainan tersebut dinamakan 'Damenan' atau Dramenan. Artinya mainan dari damen atau jerami. Permainan ini dulu akan sering dijumpai dan dimainkan anak-anak ketika musim panen hampir tiba hingga musim panen berakhir.

Saat menanti musim panen, 'tunggu manuk' adalah pekerjaan yang melelahkan bagi anak-anak petani kala itu. Sebuah kerja sampingan selain pekerjaan pokok mereka menggembalakan ternak serta 'ngarit' rumput untuk pakan ternak malam harinya.

Memainkan Dramenan menjadi hiburan tersendiri ketika lelah dipermainkan burung emprit yang lari kesana kemari. Biasanya mereka akan mengambil satu batang padi yang tak berisi. Dipilihnya batang tersebut demi memanfaatkan padi tak berisi. Meringankan saat panen nantinya, walau itu sebenarnya tak berapa.

lalu dipilih ruas teratas yang berdekatan dengan batang padi. Karena batang tersebut biasanya yang paling nyaring bunyinya. Dibersihkan dalamnya dengan memanfaatkan batang padi itu juga. Lalu paling pangkal di tekan dua kali agar batang jerami tersebut pecah dan menimbulkan getaran saat ditiup. Getaran itulah yang mengeluarkan suara semacam peluit nantinya.

Setelah Damenan selesai dibuat dan mampu menghasilkan suara, untuk menjadikan suaranya lebih keras menyerupai terompet maka digulung menggunakan 'blarak' daun kelapa. Digulung mulai ujung Dramenan hingga memanjang menyerupai terompet. Ujungnya semakin besar tergantung seberapa banyak blarak yang dimanfaatkan.

Selesailah Dramenan terompet masa lalu dibuat. Penghibur anak-anak saat berperang melawan lelah mengusir burung yang memakan padi orang tua mereka.