Kamis, 08 Desember 2011

Misteri Treteg Sendhang Joged

Penulis Zamroni Allief Billah | Kamis, 08 Desember 2011 | 12.43.00 |
Treteg Sendhang Joget

Banyak versi yang menceritakan kisah mula sendhang Joget tetapi yang masyhur bahwa dulu pernah ada satu group tandhak (tandhak/ penari tayub) melintas di kawasan hutan yang persis di sebelah timur Desa Tengger kecamatan Sale Kabupaten Rembang.

Sebab kehausan karena perjalanan ditempuh dengan jalan kaki, maka si penari tersebut minta ijin pada kepala rombongan untuk minum di sendhang di dalam hutan itu. Namun setelah beberapa lama si penari itu tidak kembali ke rombongan yang sedianya ke desa Tegaldowo melayani tanggapan.

Betapa kagetnya saat di sendang tersebut penari jelita itu sudah tergeletak tak bernyawa. Lalu setelah itu sendang yang ada dipinggiran hutan itu lebih dikenal dengan sebutan Ndang Joget (sendhang Joget) yang berarti sendang tempat joget meninggal di sana.

Setelah kematian sang joget, tempat yang masih dilingkup hutaan jati ini semakin ditakuti, walaupun siang hari kalau tidak ada keperluan yang pasti jarang ada orang berani melintas di sana karena konon selalu meminta korban dari orang yang lewat di sana.

Namun kisah mistis itu tak menyurutkan Herry, pemuda asal desa Wonokerto yang gemar mencari burung pada malam hari. Lalu Herry dan beberapa kawannya pada malam yang trelah ditentukan berangkat ke Ndhang Joget karena menurut informasi bahwa banyak burung berada di sana.

Benar juga, kantong – kantong kain bekas terigu yang dibawa dari rumah sudah banyak berisi burung tangkapan. Hampir tiap pohon, terlelap di sana burung yang di cari Herry. Setelah dirasa cukup dan tidak ada kejadian apa – apa, Herry pulang ke rumah dan tidur dengan nyenyak membayangkan hasil tangkapan yang luar biasa banyaknya untuk dijual esok hari ke pedagang burung.

Betapa kagetnya Herry ketika pada pagi hari kantong yang semalaman  penuh dengan burung hasil tangkapan tidak ada apa-apa kecuali klaras (daun-daun kering). Menurut beberapa kisah bahwa memang tempat itu adalah keraton lelembut sehingga bisa selamat dari sana setelah mengacak – acak daerah itu adalah suatu hal yang luar biasa.

Menurut Mbah Suwarsono (50), warga desa Tengger bahwa bila Ndang Joget dalam setahun dilewatkan tanpa ritual maka pasti meminta korban lagi. “Kalau tidak Tayuban, ya uyon-uyon atau hiburan lain,” katanya.

Bahkan beberapa minggu lalu, kepada Suara Rembang Jumat menyampaikan bahwa telah ada satu korban yang disebabkan oleh dhanyang Sendhang Joget. “Dia seorang tukang sarat yang mengangkut jati hasil tebangan,”.

Saat melintas di kawasan tersebut tibatiba dia mengeluhkan kepalanyab yang sakit lalu pulang dan tidak meneruskan langkah untuk bekerja menyeret sapi. Dan sesampainya di rumah, tak lama kemudian tukang sarat ini mengehembuskan nafas terakhirnya. (Zam)

Tidak ada komentar:

 

Permainan Tradisional


Permainan Lainnya »

Kembang Boreh


Kembang Lainnya»

Laesan


Laesan Lagi»
..

Misteri

Dolanan

Tradisi

Gurit

Kembang ~ Mayang

Puisi

Cer ~ Kak

Laesan

Gambar Misteri

Artikel Disarankan Teman