Misteri Rembang-Gedrek, Pasar Makhluk Halus
Suasana perbatasan Kota Rembang di wilayah timur tepatnya desa Sale, sore itu diguyur rintik hujan yang tak henti. Para pekerja hiburan pasar malam yang selalu berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, malam itu menyewa lahan kosong dekat perbatasan.
Semenjak siang, dalam guyuran rintik hujan para pekerja hiburan itu mempersiapkan dan menata uba rampe dan berbagai permainan anak – anak yang sedianya mulai dibuka malam nanti.
Setelah maghrib, hujan mulai reda namun dinginnya kota yang dikelilingi hutan itu semakin menambah mencekam tempat yang menurut sebagian warga adalah pasarnya demit. Bahkan sebelum pasar malam itu datang sudah mulai berkembang desas desus dan kekhawatiran warga akan gangguan makhluk halus penghuni kawasan tersebut.
Namun seolah tak peduli, banyak bocah – bocah yang mulai berdatangan dan sebagian sudah ada yang menjajal permainan di pasar malam tersebut. Ardi, salah seorang bocah warga Sale mengajak ibunya datang untuk menikmati suguhan pasar malam.
Keriangan nampak dari wajahnya bersinar mendekati pasar malam itu, apalagi melihat sebagian kawannya sudah banyak yang hadir di sana dan sebagian lain sekedar jalan – jalan. Namun tak berapa lama wajah Ardi tiba – tiba berubah pucat dan menyiratkan ketakutan. Setelah ditanya sang ibu, ternyata Ardi melihat pocong yang ikut naik komedi putar (kincir angin ). Lalu sang ibu segera menggendong Ardi, bergegas meninggalkan wahana permainan itu dan pulang ke rumah.
Menurut Mudjiyanto (57) warga desa setempat, dulu seringkali ada kejadian aneh di wilayah tersebut. Pernah suatu malam Rasdan dan Harjono suatu malam mereka berdua ngopi di warung perbatasan milik Mbah Songep, konon warung ini buka hingga hampir fajar. Lalu pada tengah malam mereka berdua pulang melintasi kawasan Gedrek yang memang terkenal keangkerannya.
Namun ada seorang perempuan tua di sana sedang menjajakan kacang goreng dengan penerangan lampu teplok. Tanpa fikir panjang mereka berdeua duduk sebentar menikmati jajanan simbok tua tersebut. Setelah habis beberapa bungkus, mereka melanjutkan perjalanan untuk berkumpul dengan beberapa kawan yang lain yang masih melekan di salah seorang warga yang punya gawe (hajatan).
Sebagai hiburan cegak lek (betah melek), ada permainan kartu dengan uang kecil – kecilan. Tanpa disangka, dari awal hingga akhir permainan, Rasdan dan Harjono selalu menang hingga membuat para pemain yang biasa berjudi kartu keheranan.
“padahal mereka berdua tidak termasuk ahli dalam bermain kartu,” kata Mudjiyono. Namun malam itu sungguh mengherankan. Dan ternyata, lanjut ia, menurut orang pintar, bahwa perempuan tua yang menjajakan kacang goreng di gedrek tadi adalah penghuni Gedrek. Sehingga mereka berudua saat berjudi dibantu oleh dhanyang tersebut.
Dan banyak kejadian lain yang berkaitan dengan kawasan misterius tersebut, selain Ardi yang ketakutan melihat penampakan pocongan yang ikut bermain menikmati wahana di Pasar Malam, konon ada beberapa anak yang kesurupan saat menikmati permainan di pasar malam tersebut sehingga pada malam – mlam berikutnya jarang pengunjung yang hadir sebab ketakutan akan mengalami kejadian yang sama.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar