Bumi dan alam ini selalu berputar mengelilingi kekuasaan Tuhan. Demikian pula yang terjadi di atasnya tidak ada seorangpun manusia yang mampu mengendalikan. Semua adalah murni wujud kekuasaan Tuhan yang tidak terbatas.
Selain berusaha yang terbaik, manusia sudah sepantasnya senantiasa meluahkan syukur terhadap sang pencipta. Karena tidak sedetikpun yang dia jalankan lepas dari kekuasaan dan ketetapan Tuhan. Anugrah dan nikmat Tuhan selalu mengalir seperti darah yang tak henti menyusuri setiap sendi. Sebagaimana jantung yang tak henti berdetak. Sebegitu besar nikmat yang diberikan Tuhan sehingga tak kan mampu manusia menghitungnya.
Luahan rasa syukur beragam adanya. Dengan ketaatan kepada Tuhan atas perintahnya dan menjauhi larangannya. Juga melestarikan adat dan budaya yang merupakan luahan wujud syukur yang telah diajarkan oleh kaum terdahulu. Berbagai ritual yang ada di masyarakt adalah kebanyakan merupakan wujud dari rasa syukur itu.
Dikaruniai hewan ternak sapi berlimpah maka ada tradisi Ngalungi. Dikarunia panen dan hasil bumi melimpah, meluahkan syukur dengan sedekah bumi. Demikian juga sedekah laut dan tradisi lain adalah bentuk nyata wujud rasa syukur mereka terhadap Tuhan. Kesemuanya berjalan berpuluh hingga beratus tahun dan telah mengakar menjadi tradisi masyarakat.
Barangkali para sesepuh dulu berharap agar para keturunanya kelak menjadi manusia yang selalu ingat terhadap kekuasaan Tuhan. Senantiasa bersyukur terhadap apa yang diberikan Tuhan. Baik dan buruk sebenarnya adalah nilai yang diberikan manusia. Karena tidak ada satu hal pun yang diberikan Tuhan itu buruk bagi manusia.
Optimis dan berbaik sangka terhadap Tuhan akan melahirkan damai dan tenteram di hati. Oleh karenanya beragam tradisi khususnya di tanah jawa sangat banyak sekali. Kesemuanya adalah wujud penghambaan dan mengagungkan terhadap Tuhan. Selain unsur keseimbangan alam juga selalu berusaha ditanamkan. Karena para orang tua dahulu tahu bila alam terjaga maka kemakmuran pasti akan mengikutinya.
image: deviantart
Tidak ada komentar:
Posting Komentar