Rabu, 01 Februari 2012

Misteri Rembang- Buyut Membleh, Dhanyange Dhanyang

Penulis Zamroni Allief Billah | Rabu, 01 Februari 2012 | 17.47.00 | Location:Ngulahan, Sedan, Indonesia



Misteri Rembang-Buyut Membleh, Danyange Danyang

Sabda Palon memilih mengundurkan diri dari kedudukannya sebagai pamong raja kemudian bertapa tidur di pusat kawah Gunung Merapi selama 500 tahun. Dengan begitu, Prabu Brawijaya dianggap telah kehilangan kedaulatan spiritual-nya.

Selama Sabda Palon bertapa itu, tanah Jawa tidak akan memiliki kedaulatan lagi, serta tidak dihormati oleh bangsa-bangsa lain. Terbukti, bahwa sejak jaman Demak hingga Mataram Islam, para Sultan-nya perlu memohon legitimasi kekuasaannya kepada ulama Mekah, sedang para Sultan dari wilayah Sumatera dan Banten serta banyak lagi dari Indonesia Timur, memohon legitimasinya dari Daulah Ottoman Turki.

Hal itu pula yang menurut berbagai pelaku spiritulal menjadikan guncang alam kajinan (alam jin). Danyang, demit perayangan mencari dan saling menunjukkan kuasanya khususnya di masing-masing wilayah kekuasaan. Mereka saling beradu kasekten untuk menjadi yang terkuat dan menjadi pemimpin. Seperti halnya yang terjadi di kawasan gunung Soca. Kawasan kekuasaan mulai dari pegunungan Gedur, Ngulahan hingga Pacing Kecamatan Sedan. Daerah ini menjadi perebuatan antara para danyang di sana. Namun akhirnya mereka semua harus patuh di bawah perintah Buyut Membleh.

Salah satu Danyang yang akhirnya mampu mematahkan kemampuan para danyang yang berebut kuasa di sana. Sebagai konsekuensinya, siapapun diantara mereka yang hendak mengganggu manusia harus meminta izin terlebih dahulu pada Buyut Membleh.

Seperti dikisahkan seorang tokoh spiritual ternama di Sale, Ki Kesuma Narendra. Saat melakukan ritual napak tilas di bukit Cengklik, Ki Kesuma melihat sepasukan tentara yang kesemuanya memanggul keranjang hitam. Entah isinya apa, pelaku spiritual ini juga belum mengerti. Rombongan ini datang dari arah selatan bukit dan beriringan turun menuju kawasan Ngulahan.

Sesampainya di sana seorang yang berpakaian seperti seorang panglima menuju sumur Grejegan. Di sumur itulah Ni Buyut Membleh bersemayam. Rupanya serombongan pasukan itu hendak menyebarkan mala petaka berupa bibit penyakit kepada manusia yang tinggal di kawasan tersebut.

Terjadilah perdebatan sengit antara sang panglima dan Buyut Membleh. Namun akhirnya mereka harus patuh pada Buyut Membleh. Mereka kembali ke selatan dengan raut muka tampak kecewa. Satu suara keras terdengar dari mulut Buyut Membleh.

"Kalau kalian berani datang lagi ke sini, akan kuhancurkan kalian bersama anak keturunanmu. Bajingan tengik! kau tidak tahu bahwa sedang ada seorang manusia yang sedang nyepi di atas sana," ucap Buyut Membleh keras.

Ki Kesuma bergeming. Lelaki itu tetap melanjutkan ritualnya hingga usai. Karena dia merasakan sebuah kekuatan yang bersumber dari alam ghaib melingkupi kawasan Rembang timur. Banyak tempat-tempat yang telah dirusak oleh manusia. Oleh karenanya demit penunggu tempat-tempat wingit itu marah dan hendak balas dendam kepada manusia yang tinggal di sana.

Manusia sudah tidak lagi bisa menghargai dan membiarkan para makhluk ghaib itu tinggal di tempatnya. Kerakusan manusia itulah yang menyebabkan rumah dan tempat mereka tinggal porak poranda. Maka, kata Ki Kesuma jika tiba-tiba ada berbagai penyakit yang datang jangan menyalahkan siapapun. Secara logika jika keseimbangan alam sudah tidak lagi dijaga maka demikian juga alam tidak akan memberikan perlindungan kepada manusia.

"Dan kita semua tahu, ada alam serta makhluk lain di luar diri kita. Mari kita jaga keseimbangannya agar timbal balik yang kita dapatpun sebagaimana yang diharapkan," pungkas Ki Kesuma. (Zam)

Tidak ada komentar:

 

Permainan Tradisional


Permainan Lainnya »

Kembang Boreh


Kembang Lainnya»

Laesan


Laesan Lagi»
..

Misteri

Dolanan

Tradisi

Gurit

Kembang ~ Mayang

Puisi

Cer ~ Kak

Laesan

Gambar Misteri

Artikel Disarankan Teman