Jumat, 03 Februari 2012

Misteri Rembang-Batu Megalitik Terjan

Penulis Zamroni Allief Billah | Jumat, 03 Februari 2012 | 10.12.00 | Location:Jalan Raya Pandangan, Kragan, Indonesia
Misteri Batu Megalitik Terjan

Kawasan situs batu yang ada sejak zaman megalitik tersebut kini nyaris tinggal cerita saja. Beberapa arca telah dihancurkan oleh orang tidak bertangggung jawab. Akan tetapi tersiar kabar bahwa memang si perusak bukan sengaja meninggalkan arca tersebut. Akan tetapi ketika menghancurkan beberapa patung tersebut tiba-tiba patung yang masih berdiri seolah hidup lagi dan hendak mengganya si perusak tersebut.

Sangking takutnya, perusak tersebut lantas lari tunggang langgang. Menuruni bukit berbatu tanpa memperhatikan sekeliling. Bahkan hingga sampai di rumah orang tersebut masih dihantui ketakutan yang luar biasa. Sehingga memutuskan untuk pergi keluar kota pagi itu juga.

Hal ini dibenarkan oleh beberapa orang yang naik di reruntuhan patung. Bahkan ada seorang pejabat Rembang yang kerasukan setelah menduduki kursi batu. Belum lagi cerita-cerita tentang mereka yang pernah naik dan bermalam di situs terjan.

Bodhi Pop, peneliti situs asli Rembang yang pernah bermalam dengan beberapa rekannya mengalami kejadian aneh. Mereka bermalam di puncak bukit sebelum arca dihancurkan. Keanehan tersebut telah dia rasakan saat mulai masuk kawasan bukit. Saat menginjakkan kaki di bukit tersebut tiba-tiba pohon besar yang ada di hadapannya bergoyang kencang. Padahal kanan kiri tidak ada angin sama sekali.

Hanya beberapa saat saja pemandangan itu. Barangkali adalah sambutan hangat dari penjaga gerbang Istana ghaib di sana, pikirnya. Lalu perjalanan diteruskan hingga puncak. Mencapainya saat adzan maghrib berkumandang di desa di bawahnya. Desa Terjan Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang.

Saat berdiskusi ringan, mata Pop seperti ditarik untuk melihat sesuatu. Saat Pop menoleh, ketiga kawannya sontak mengikuti arah pandangan pemuda gondrong ini. Bola api besar berwarna kebiruan melayang-layang hingga beberapa saat lamanya. Anehnya, keempat pecinta situs itu melihat kejadian tersebut. Setelah bola api tersebut menghilang keempatnya berpancangan tanpa satu patah kata mampu mereka ucapkan. Setelahnya dilanjut lagi dengan diskusi seperti tidak ada kejadian apapun. Baru keesokan harinya setelah mereka turun baru berbagi cerita.

Alam selalu memberi pertanda. Karena sesungguhnya alam lebih peka dibanding manusia yang hampir selalu menjadi sumber berbagai kerusakan. Hal ini diyakini Pop seperti munculnya wabah ulat aneh sebelum kejadian penghancuran. Ulat kecil berwarna hitam dan sangking gatalnya bahkan ada beberapa penduduk yang mengungsi keluar kota.

"Maka bila saat itu kita lebih peka, kita akan mampu menerjemahkan isyarat alam tentang adanya kejadian penghancuran Situs Terjan," katanya.

Mereka tidak tahu bahwa di dunia, manusi hidup berdampingan dengan alam lain. Apabila tidak saling menghargai maka kata Pop, tak ayal akan menjadikan ketidak seimbangan dalam unsur alam ini. Saling memusuhi bahkan saling menghancurkan. Maka wajar bila orang yang merusak situs ini akan selalu dihantui dan dikerjar-kejar oleh pasukan kerjaan Terjan.

Banyak tokoh yang pernah muncul pada era yang telah silam. Akan tetapi mereka sesunggguhnya masih ada hingga kini. Mereka yang hidup pada zaman itu kata Pop adalah orang-orang luar biasa. Mampu melakukan ritual yang sangat berat untuk dilakukan oleh manusia lumrah. Sehingga mereka tidak matio akan tetapi muksa.

Hal inilah kata dia yang menjadikan mereka tetap abadi dan mampu menghancurkan mereka yang sengaja berbuat tidak baik. Hukum alam pasti terjadi. Mereka yang telah merusak pasti juga akan binasa.

Tidak ada komentar:

 

Permainan Tradisional


Permainan Lainnya »

Kembang Boreh


Kembang Lainnya»

Laesan


Laesan Lagi»
..

Misteri

Dolanan

Tradisi

Gurit

Kembang ~ Mayang

Puisi

Cer ~ Kak

Laesan

Gambar Misteri

Artikel Disarankan Teman