Kamis, 08 Desember 2011

MISTERI 'Jerangkong Kali Mudal'

Penulis Zamroni Allief Billah | Kamis, 08 Desember 2011 | 11.18.00 |
Jerangkong di Kali Mudal

Tidak seperti hari biasanya malam itu Mudiyanto sangat beruntung. Warga Sale yang sedang bermain ke rumah saudaranya di Pamotan ini memiliki hobi mencari ikan. Berbekal parang dan ember malam itu Mudiyanto dan dua saudaranya pergi ke Kali Mudal.

Jam sebelas malam Mudiyanto mulai beraksi. Satu babatan demi satu babatan hampir tidak ada satupun ikan yang lolos dari tebasan parangnya. Belum ada satu jam kepis (wadah ikan) yang di bawanya sudah hampir penuh. Kedua saudaranya entah sudah di mana. Mereka berpencar mencari ikan di tempat-tempat yang diperkirakan banyak ikan.

Di bawah rerimbun bambu, mata Mudiyanto mencoba menerobos gelap malam. Karena dirasa kepis yang dibawanya sudah penuh, Mudiyanto hendak mengajak kedua saudaranya pulang. Terdengar suara kaki menginjak daun bambu kering dari balik bambu. Mudiyanto segera naik ke atas karena yakin kedua saudaranya menunggu di balik bambu.

Sesampainya di atas, segera dia berikan kepis yang dia bawa kepada dua orang yang sedang duduk tersebut. Karena suasana memang sangat gelap Mudiyanto tidak bisa melihat dengan jelas wajah kedua saudaranya tersebut. Setelah ditunggu beberapa lama tidak ada jawaban dari kedua saudaranya tersebut Mud berniat menarik tangannya untuk segera dibawa pulang.

Betapa kagetnya Mudiyanto ternyata yang ditariknya adalah tulang tangan. Dengan spontan Mudiyanto menjerit dan melemparkan tulang tersebut ke sungai. Namun Lelaki ini sesaat kemudian penasaran. Merasa telah dikerjai oleh kedua saudaranya. Itu pasti bukan tulang manusia tetapi tulang dari plastik, pikirnya.

Mudiyanto kembali mendekati kedua saudaranya. Senter yang sejak tadi tergantung di pinggang dia ambil. Lalu setelah persis di hadapan kedua orang yang telah  membuatnya ketakutan Mud menyalakan senter persis di mukanya.

Namun ternyata kedua sosok yang berada di balik bambu itu bukan saudaranya. Seonggok tulang manusia lengkap dengan tengkorak kepala. Dari bekas mata yang bolong itu memerah saat Mudiyanto menyalakan senter di depan bolongan mata itu.

"Aduuuh.... kembalikan tanganku... kembalikan tanganku," tulang-tulang gigi tengkorak itu gemertak mengikuti suara. Mudiyanto semakin ketakutan dan lari terbirit-birit pulang ke rumah. Namun sesampainya di rumah Mudiyanto melihat kedua saudaranya sedang lelap tertidur. (Zamroni)

Tidak ada komentar:

 

Permainan Tradisional


Permainan Lainnya »

Kembang Boreh


Kembang Lainnya»

Laesan


Laesan Lagi»
..

Misteri

Dolanan

Tradisi

Gurit

Kembang ~ Mayang

Puisi

Cer ~ Kak

Laesan

Gambar Misteri

Artikel Disarankan Teman