PENDIRIAN PABRIK SEMEN DI REMBANG
Spekulan Mulai Borong Tanah
Satu meter persegi hanya dihargai Rp 1.500.
SEMARANG -- Spekulan dan broker sudah mulai membeli tanah di Rembang menyusul rencana sejumlah pabrik semen membangun pabrik di wilayah itu. "Tanah milik warga rata-rata hanya dihargai Rp 1.500 per meter," kata Wakil Direktur Fital Institute Rembang Zamroni saat dihubungi Tempo kemarin. Menurut aktivis lingkungan ini, spekulan sudah mulai membeli tanah milik warga di Kecamatan Sale dan Kecamatan Gunem sejak dua tahun lalu.
Kebanyakan tanah yang sudah dibeli adalah tanah tandus, yang selama ini tidak bisa digunakan untuk bercocok tanam. Sedangkan tanah yang bisa digarap, kata Zamroni, belum banyak yang terjual. Spekulan itu orang dari luar Rembang, yang tidak dikenal warga setempat. "Tapi mereka menggunakan jasa perantara orang Rembang," ujarnya.
Zamroni menyatakan warga mau melepas tanahnya dengan harga murah karena tidak tahu tanah itu akan digunakan untuk apa. Belakangan, warga baru tahu bahwa di Gunem dan Sale akan didirikan pabrik semen. "Saat ini warga sudah mulai membicarakan pendirian pabrik semen," kata dia. Menurut Zamroni, beberapa waktu lalu sejumlah kepala desa diajak PT Semen Gresik berkunjung ke pabrik PT Semen Gresik di Tuban.
Saat ini PT Semen Gresik mulai memikirkan pembebasan tanah untuk lokasi pabriknya. Sebab, jika sudah ada spekulan yang ikut bermain dalam jual-beli tanah, harga tanah akan makin mahal. "Salah satu kunci keberhasilan pendirian pabrik semen adalah proses ganti rugi tanah milik warga," kata Ketua Tim Perluasan Bahan Baku PT Semen Gresik Group Lilik Sulistyono di hadapan Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah, Senin lalu. Lilik memaparkan rencana pendirian pabrik semen itu.
Saat ini proses pendirian pabrik PT Semen Gresik di Rembang baru memasuki tahapan kajian eksplorasi. Jika tahapan eksplorasi sudah selesai, PT Semen Gresik akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat Rembang. Lilik khawatir, ikut bermainnya spekulan dalam jual-beli tanah akan menghambat proses pendirian pabrik semen.
PT Semen Gresik tidak ingin kegagalan pendirian pabrik semen di Sukolilo, Pati, pada 2009 terulang dalam rencana pendirian pabrik di Rembang. Salah satu penyebab kegagalan pendirian pabrik PT Semen Gresik di Sukolilo itu adalah banyaknya spekulan yang ingin mengambil keuntungan dalam pembelian tanah.
Menurut Lilik, jika hambatan untuk merealisasi pendirian pabrik semen masih muncul, tidak tertutup kemungkinan PT Semen Gresik akan mencari lokasi lain yang lebih memungkinkan. Ia mencontohkan, saat PT Semen Gresik gagal mendirikan pabrik di Sukolilo, manajemen memindahkan lokasi pabriknya ke Tuban, Jawa Timur.
Menurut Lilik, jika pendirian pabrik di Pulau Jawa selalu gagal, manajemen PT Semen Gresik akan mencari lokasi di luar Pulau Jawa. Bahkan, jika di luar Pulau Jawa masih ada hambatan, tidak tertutup kemungkinan PT Semen Gresik akan mendirikan pabrik di luar negeri, seperti di Thailand dan Vietnam. "Tapi mudah-mudahan itu tidak terjadi," katanya. PT Semen Gresik berharap DPRD dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah ikut membantu memberi solusi jika ada hambatan dalam pendirian pabrik semen, terutama ikut meminimalkan munculnya spekulan tanah.
PT Semen Gresik mengincar wilayah Gunem, Rembang, karena wilayah tersebut memiliki potensi bahan baku yang sangat besar. Hasil penelitian sementara menunjukkan kandungan bahan baku semen di daerah tersebut mencapai 5 juta ton, yang bisa dieksploitasi selama 15 tahun. Selain itu, secara infrastruktur, Rembang sangat mendukung karena sarana transportasi, baik darat maupun laut, sudah tersedia. "Pelabuhan juga sudah ada," kata Lilik.
Ketua Komisi D DPRD Jawa Tengah Rukma Setyabudi menyatakan mendukung pendirian pabrik semen di Rembang. "Kami akan ikut mengawal pembangunan pabrik tersebut," kata politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tersebut. Harapannya, agar tak ada spekulan yang ikut bermain. Rukma berharap proses pendirian pabrik dilakukan secara benar dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Sebab, jika tidak, potensi penolakan masyarakat akan membesar. ROFIUDDIN
Kebanyakan tanah yang sudah dibeli adalah tanah tandus, yang selama ini tidak bisa digunakan untuk bercocok tanam. Sedangkan tanah yang bisa digarap, kata Zamroni, belum banyak yang terjual. Spekulan itu orang dari luar Rembang, yang tidak dikenal warga setempat. "Tapi mereka menggunakan jasa perantara orang Rembang," ujarnya.
Zamroni menyatakan warga mau melepas tanahnya dengan harga murah karena tidak tahu tanah itu akan digunakan untuk apa. Belakangan, warga baru tahu bahwa di Gunem dan Sale akan didirikan pabrik semen. "Saat ini warga sudah mulai membicarakan pendirian pabrik semen," kata dia. Menurut Zamroni, beberapa waktu lalu sejumlah kepala desa diajak PT Semen Gresik berkunjung ke pabrik PT Semen Gresik di Tuban.
Saat ini PT Semen Gresik mulai memikirkan pembebasan tanah untuk lokasi pabriknya. Sebab, jika sudah ada spekulan yang ikut bermain dalam jual-beli tanah, harga tanah akan makin mahal. "Salah satu kunci keberhasilan pendirian pabrik semen adalah proses ganti rugi tanah milik warga," kata Ketua Tim Perluasan Bahan Baku PT Semen Gresik Group Lilik Sulistyono di hadapan Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah, Senin lalu. Lilik memaparkan rencana pendirian pabrik semen itu.
Saat ini proses pendirian pabrik PT Semen Gresik di Rembang baru memasuki tahapan kajian eksplorasi. Jika tahapan eksplorasi sudah selesai, PT Semen Gresik akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat Rembang. Lilik khawatir, ikut bermainnya spekulan dalam jual-beli tanah akan menghambat proses pendirian pabrik semen.
PT Semen Gresik tidak ingin kegagalan pendirian pabrik semen di Sukolilo, Pati, pada 2009 terulang dalam rencana pendirian pabrik di Rembang. Salah satu penyebab kegagalan pendirian pabrik PT Semen Gresik di Sukolilo itu adalah banyaknya spekulan yang ingin mengambil keuntungan dalam pembelian tanah.
Menurut Lilik, jika hambatan untuk merealisasi pendirian pabrik semen masih muncul, tidak tertutup kemungkinan PT Semen Gresik akan mencari lokasi lain yang lebih memungkinkan. Ia mencontohkan, saat PT Semen Gresik gagal mendirikan pabrik di Sukolilo, manajemen memindahkan lokasi pabriknya ke Tuban, Jawa Timur.
Menurut Lilik, jika pendirian pabrik di Pulau Jawa selalu gagal, manajemen PT Semen Gresik akan mencari lokasi di luar Pulau Jawa. Bahkan, jika di luar Pulau Jawa masih ada hambatan, tidak tertutup kemungkinan PT Semen Gresik akan mendirikan pabrik di luar negeri, seperti di Thailand dan Vietnam. "Tapi mudah-mudahan itu tidak terjadi," katanya. PT Semen Gresik berharap DPRD dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah ikut membantu memberi solusi jika ada hambatan dalam pendirian pabrik semen, terutama ikut meminimalkan munculnya spekulan tanah.
PT Semen Gresik mengincar wilayah Gunem, Rembang, karena wilayah tersebut memiliki potensi bahan baku yang sangat besar. Hasil penelitian sementara menunjukkan kandungan bahan baku semen di daerah tersebut mencapai 5 juta ton, yang bisa dieksploitasi selama 15 tahun. Selain itu, secara infrastruktur, Rembang sangat mendukung karena sarana transportasi, baik darat maupun laut, sudah tersedia. "Pelabuhan juga sudah ada," kata Lilik.
Ketua Komisi D DPRD Jawa Tengah Rukma Setyabudi menyatakan mendukung pendirian pabrik semen di Rembang. "Kami akan ikut mengawal pembangunan pabrik tersebut," kata politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tersebut. Harapannya, agar tak ada spekulan yang ikut bermain. Rukma berharap proses pendirian pabrik dilakukan secara benar dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Sebab, jika tidak, potensi penolakan masyarakat akan membesar. ROFIUDDIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar