Jumat, 13 Agustus 2010

empat penjuru berguru bayu

Penulis Zamroni Allief Billah | Jumat, 13 Agustus 2010 | 21.19.00 |
kau bercerita bila sudah tiada lagi warna hingga kau tak tahu lagi menyebutnya apa. kecuali kusam busam lusuh seluruh, sedikit malu kau lambaikan tanganmu bukan menggodaku tapi wajahmu menyiratkan ragu dalam tanya.

belum sempat kau berucap aku berujar padamu bila disebelah kiri kita adalah barat. hanya berharap kau tahu saja bila yang kukata adalah nyata dan kau mesti percaya bila mesti kau balik kanan bukan kiri.

tentang utara kukata bila disanalah nanti kepala kita merebah dan lepas segala penat dan resah. demi kesakralan perjumpaan itu kusiapkan untuk kita sutra putih yang kan membalut tubuh mungilmu yang nanti pasti telanjang tanpa busana dan sebagai lambang perjumpaan tentang cinta kita yang harusnya suci tak terkontaminasi

tentang timur kaupun tahu bila disanalah mentari tentukan pijakan pertama. namun kukata itupun bila cuaca tak sedang gelisah sebab gundahpun bisa halangi sinar timur yang mestinya gilang gemilang hingga tak lagi bercahaya. tetaplah belajar kepada timur bila kau ingin menuju barat sebagaimana yang telah kau tetapkan bahkan sebelum kau bertanya dan sedikit mengerti kini akan hakikat timur.

ini yang terakhir dari tanyamu yang bahkan mungkin akupun tak bisa memuaskanmu dengan jawab. satu hal saja coba kau ingat saat ku persiapkan untukmu dan kita sutra putih pembungkus raga yang sedianya untuk kita buktikan masihkah degup kita kan mampu memberi jawaban bahkan saat mulut kita terkunci oleh cinta. biarkan tangan dan kaki tunjukkan tentang cinta dan setia yang senantiasa kita pupuk dengan perasaan takut beserta segenap harap yang senantiasa kita tumbuhkan didada.

diselatan tempat kakikaki kita saat kepala rebah tak sekedar tetirah tetapi menyatu bersenyawa sepi hanya bertemankan cinta juga rindu.

serahkanlah seluruh raga dan jiwa lalu biarkan tulus menuntunmu menuju ketiadaan hingga tak perlu lagi kau pertanyakan akan timur dan barat serta dimanakah berbaring saat kau siap merebah menanggung tunjukkan cintamu.

jangan hiraukan bila semua ini tak logis bagimu sebab katakata inipun hadir dihatiku bersama elusan bayu kala malam berada pada puncaknya.

Tidak ada komentar:

 

Permainan Tradisional


Permainan Lainnya »

Kembang Boreh


Kembang Lainnya»

Laesan


Laesan Lagi»
..

Misteri

Dolanan

Tradisi

Gurit

Kembang ~ Mayang

Puisi

Cer ~ Kak

Laesan

Gambar Misteri

Artikel Disarankan Teman