Roda roda hayal menanti pagi berselancar dalam lautan imaji. Aku menyusuri labirin hatimu yang liar kau umbar. Tak tahu siapa sesungguhnya pemilik hati yang begitu pandai mencipta tawa dan pula begitu mudahnya tumpahkan air mata
Pernah aku bertutur padamu : lengkap rasanya hati dan hidupku bersamamu ada tangis ada tawa, sayang dan cemburu selalu silih datang berganti mengisi.
Tapi aku selalu melihatmu melumur kelam dalam aromamu tanpa kau peduli bahwa aku memperhatikanmu. Pedihku melihatmu terjerembab dalam tawa yang bebas kau umbar.
Aku melihatmu dari kejauhan
Aku merangkak merengek berharap kau mendengar rintihku dalam pinta. Ternyata hasratmu lebih besar daripada jeritku yang memohon agar tak lagi kau lukai hati yang tlah percayaimu bahwa kaulah dirimu yang tak kan lagi bertutur dalam sapa
maya
dalam tawa manja yang kau cipta hingga berubah jadi gula gula imaji dan runtuhkan dinding logika lalu melayang tiada ada
Aku melihatmu kian jauh
Terbang melayang tanpa ruh sebab raga tiada lagi kendali menjadi kapas kapas beterbangan menyisir awan bersama angin. Tanpa sebuah kepastian tujuan sebab kau merasa kembara itulah tujuanmu walau sementara
Makin meninggi saja kau menyusuri ruang hasratmu meninggalkan segala yang dulu memuja dan kau puja.
Jangan lagi ajak aku sebab aku tak mampu berlayar terlalu jauh janngan jangan tak lagi kembali. Biarkan aku disni menceritakan sebuah kisah tentang kita
Biarkan aku bertutur
Senin, 28 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar