LIMA HARI KERJA, KEAKRABAN JADI LEBIH BAIK
"Kami sudah melakukan monitoring pelaksanaan program lima hari kerja di hampir semua instansi. Sejauh ini, efisiensi belanja listrik dan telepon mengalami penurunan cukup lumayan. Selain itu, keakraban dengan sesama pegawai menjadi lebih baik," kata Hamzah Fatoni di Rembang, Rabu (2/3).
Menurutnya, meskipun masing-masing pegawai harus mengeluarkan uang ekstra untuk makan siang di kantor, di sisi lain, masing-masing pegawai terutama yang memiliki jarak rumah ke kantor relatif jauh, akan bisa menghemat pengeluaran karena Sabtu tidak bekerja.
"Uji coba program lima hari kerja juga berdampak efektifitas kedinasan, artinya sejumlah urusan bisa diselesaikan dalam satu hari. Hal lain yang mencolok adalah pelaksanaan rapat-rapat dinas yang mulai dilakukan pada siang hari dan ada kecenderungan tidak menunda pekerjaan," katanya.
Mengenai adanya sejumlah keluhan terkait pemberlakuan program lima hari kerja, katanya, hingga dua bulan program itu diujicobakan belum ada pegawai yang menyampaikan keluhan secara terbuka.
"Karena itu, jika efisiensi dan efektifitas tersebut berjalan konsisten, maka setelah diujicobakan selama enam bulan, program (lima hari kerja) akan dilanjutkan. Kami pun akan mengedarkan kuesioner atas pelaksanaan program lima hari kerja ini," katanya.
Pada kesempatan lain, Koordinator Lembaga Indonesia Bersih wilayah Kabupaten Rembang, Zamroni mengatakan pemerintah seharusnya juga mengukur kidisplinan pegawai, di samping melihat adanya penurunan angka belanja listrik dan telepon.
"Silakan bisa dicek kedisiplinan pegawai terutama terkait jam pulang mereka. Cukup banyak pegawai yang sudah pulang sebelum jam kerja berakhir. Ironisnya, 'gerakan pembolosan' itu sama dengan jam pulang ketika masih enam hari kerja. Pemerintah mestinya juga melihat ini," katanya. (Pujianto-02)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar