Kang Zaenal senyumsenyum saja saat aku bercerita tentang Lendy, Mbah Damar, Ki Gambuh serta Gayatri. Sudahlah katanya ini aku hanya sampaikan yang kebetulan aku tahu dan kau tanyakan soal pendapat dan lain sebagainya bukankah itu ‘arif untuk kita terima dengan bijaksana ?
Aku manggutmanggut saja tanpa tahu harus mengamini ataukah menyergah. Lalu kang Zaenal meneruskan yang semalam sempat terpenggal.
Waktu adanya adalah di sepuluh hari akhir bulan Ramadhan, terutama pada malam bilangan ganjil : malam 21, 23, 25, 27 dan 29.
عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ (البخاري )
Carilah Lailatul Qadr itu di bilangan ganjil di sepuluh akhir bulan Ramadhan (Bukhori).
Sedang hadits lain menyebutkan
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي تَاسِعَةٍ تَبْقَى فِي سَابِعَةٍ تَبْقَى فِي خَامِسَةٍ تَبْقَى ( البخاري )
Dari Ibnu Abbas ra, sesungguhnya Nabi saw besabda : Carilah Lailatul Qadr itu pada sepuluh yang akhir di bulan Ramadhan. Lailatul Qadr itu pada tanggal 29, 27, 25…(.Bukhori)
Sedang tandatanda Lailatul qodr bahwa Guru ngaji dio kampung saya dulu pernah menyampaikan katanya
1 Suasana malam itu terasa cerah, terang seperti bulan purnama, tenang dan sunyi sehingga menambah kekhusyu’an ibadah, udara segar tidak panas juga tidak dingin.
2.Matahari akan terbit pada pagi harinya dalam keadaan putih, tidak bersinar (tidak menyilaukan pandangan mata).
Dan menurut hadits yang diriwayatkan Imam Musli bahwasanya Rasulullah saw bersungguh-sungguh ibadah pada sepuluh yang akhir (di bulan Ramadhan) yang beliau tidak seperti itu di lainnya.(
قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ ( مسلم )
Dan kini pemberitahuan tentang lailatil qodar yang bahkan macam misteri sehingga acapkali menjadi sebuah perbincangan bahkan perdebatan sehingga terlupa harus memperbanyak ndepe depe dihadapan Allah wa Rasulihi tapi sibuk dan asik berdebat soal Lailatul Qodr. Ada sebuah hadits yang menerangkan hal tersebut
عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ قَالَ خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيُخْبِرَنَا بِلَيْلَةِ الْقَدْرِ فَتَلَاحَى رَجُلَانِ مِنْ الْمُسْلِمِينَ فَقَالَ خَرَجْتُ لِأُخْبِرَكُمْ بِلَيْلَةِ الْقَدْرِ فَتَلَاحَى فُلَانٌ وَفُلَانٌ فَرُفِعَتْ وَعَسَى أَنْ يَكُونَ خَيْرًا لَكُمْ فَالْتَمِسُوهَا فِي التَّاسِعَةِ وَالسَّابِعَةِ وَالْخَامِسَةِ ( البخاري )
Dari Ubadah bin Shomit ra berkata : Nabi saw keluar untuk mengkhabarkan pada kami Lailatul Qadr, lalu ada dua orang laki-laki kaum muslimin yang bertengkar, maka beliau bersabda : si fulan bertengkar, si fulan bertengkar, maka dihapuslah tanda pemberitahuan Lailatul Qadr itu dan barang kali itu lebih baik dampaknya. Karena itu carilah Lailatul Qadr itu di tanggal 29, 27, 25 (.Bukhori)
Wallahu a’lam kita tidak tahu bahkan aku juga sama sekali tidak memahami namun inilah sekedar yang aku mengerti dank au pertanyakan padaku kata kang Zaenal. Bukan pengertian ini yang penting namun bagaimana sampeyan meraskan bahwa banyak hal yang mesti kita lakukan demi menutup banyak celah yang bahkan tiap hari kita selalu menambah dengan doa dan kemaksiyatan pada Allah.
Aku tidak mengajakmu membaca tapi lebih dari itu aku berharap kita bisa bareng bareng berjalan menuju yang sebenarnya kita telah ketahui beserta bagaimana cara melakukannya. Lalu kang Zaenal menyalamiku pergi tanpa menunggu aku mengucap sepatah katapun.
Senin, 23 Agustus 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar