Kamis, 08 Desember 2011

Misteri Makam Putri Sari Jati

Penulis Zamroni Allief Billah | Kamis, 08 Desember 2011 | 11.59.00 |
Penjaga Makam Putri Sari Jati

Dikisahkan pada zaman Majapahit, seorang Putri bertualang meninggalkan segala kemewahan yang ada. Obsesi pribadinya adalah mewujudkan pemerataan dalam sisi kemakmuran yang ada. Sebab menurutnya kemewahan saat itu hanya bisa dirasakan oleh para penguasa dan para pemegang kuasa kerajaan.

Empati yang tumbuh sebab sebelumnya sang Putri secara diam – diam telah melakukan perjalanan menyisir desa-desa yang jauh dari pusat kota kerajaan. Banyak para petani yang hidup menderita dan serba kekurangan karena sawah ladang mereka tidak menghasilkan.

Kemarau panjang menjadi salah satunya namun banyak juga yang rusak oleh sebab serangan hewan pengrusak, celeng tikus merajalela belum lagi maling semakin merebak tanpa ada satupun usaha kerajaan untuk membasmi.

Bagi sang Putri, kerajaan hanya mengutamakan gengsi di hadapan kerajaan lain dan lebih mementingkan perluasan wilayah namun kurang memperhatikan nasib rakyatnya. Pada kenyataannya kerajaan tidak mau tahu persoalan rakyat yang hampir kelaparan sebab gagal panen dan maling yang semakin menjadi-jadi. Upeti selalu ditarik tanpa peduli sama sekali.

Kegelisahan ini membuat Putri Sari Jati melaksanakan niatnya untuk meninggalkan segala kemewahan dan fasilitas kerajaan. Tanpa pengawalan dari kerajaan dan hanya membawa satu pengikut setianya, Putri ‘jajah desa milangkori’, menularkan ilmu yang dimilikinya kepada desa – desa yang dilalui.

Hal mendasar yang harus dibenahi menurut Putri adalah sistem pemerintahan dari bawah, Putri melakukan gerakan bawah tanah dengan mengunjungi desa – desa di bawah kepemimpinan Majapahit.

 Alhasil banyak perubahan yang mulai dirasakan rakyat jelata dari kebijakan yang diterapkan setiap demang (sekarang Kepala Desa), dan dampak positif lainnya, rakyat mulai kritis dan berani memberikan pendapat kepada fihak kerajaan.

Perubahan ini mulai menggelisahkan kerajaan hingga dibentuklah tim khusus untuk membunuh Putri. Saat Putri sampai di wilayah Sluke dan melakukan pembenahan di sana pihak kerajaan menemukannya sedang semedi di pinggir pantai. Tanpa menunggu lama tim yang dibuat fihak kerajaan itu langsung menghabisi nyawa Putri Sari Jati.

Putri tersungkur dan darah mengalir deras mengucur di sungai yang terhubung dengan laut. Karena laut sedang pasang, darah Putri terbawa ombak melalui sungai hingga bau darah itu tercium hingga daratan di perkampungan. Lalu warga berbondong – bondong keluar mencari aroma yang begitu kuat masuk ke rongga dada mereka. Bukan bau anyir darah tapi harum yang tercium dari setiap penduduk yang berdekatan dengan sungai tersebut. Hingga kini, mengingat perjuangan sang Putri, daerah tersebut terkenal dengan sebutan Jati Sari, sebuah desa yang masuk dalam wilayah kecamatan Sluke Kabupaten  Rembang.

Tersisa sebuah pohon Jati besar di makam Putri jati Sari hingga kini sebab tidak ada satupun warga yang berani menebang jati tersebut. Bahkan menurut Suratmin (37), warga desa Sluke menyampaikan sering muncul adanya penampakan di wilayah makam tersebut.

“Lelaki tua berjenggot panjang hingga menyengser tanah, itu adalah penjaga makam tersebut,” kata lelaki yang akrab disapa Dewo.
Dewo mengatakan bahwa lelaki tua itu sering muncul dan menampakkan diri terlebih bila saat mendekati waktu maghrib. Tidak pernah mengganggu namun dia hanya ingin menunjukkan eksistensi sebagai penjaga makam keramat tersebut dan tak sedikit warga yang kebetulan melintas di sana melihat adanya penampakan lelaki tua dengan jenggot menyentuh tanah sebagai penjaga makam dari seorang Putri yang telah melakukan revolusi atas penindasan kekuasaan terhadap rakyat jelata. (Zam)

Tidak ada komentar:

 

Permainan Tradisional


Permainan Lainnya »

Kembang Boreh


Kembang Lainnya»

Laesan


Laesan Lagi»
..

Misteri

Dolanan

Tradisi

Gurit

Kembang ~ Mayang

Puisi

Cer ~ Kak

Laesan

Gambar Misteri

Artikel Disarankan Teman