Sabtu, 14 Agustus 2010

lima langkah jumangkah

Penulis Zamroni Allief Billah | Sabtu, 14 Agustus 2010 | 21.24.00 |
ini bukan soal puasa sebab sungguh
kau masih gemar mengumbar
lancar kau kata bila puasa tak sekedar lapar
menunggui dahaga dari subuh hingga senja


coba ceritakan padaku tentang kakimu yang hingga bengkakbengkak tak kau rasa saat berjalan tanpa alas kaki diteriknya hari sebab mendapati khabar bahwa aku telah kembali.

padahal kau sendiri yang memecah vas dan pot bunga juga cermin serta kacakaca didalam kamarmu sesaat setelah tibatiba aku menelponmu bahwa aku tak jadi pulang. sayyidku di arab melarang pulang sebab puasa hendak kami habiskan bersama.

diujung sana aku mendengar emosimu tak lagi tertahankan hingga tanpa menunggu pamitku kau banting hanphone tanpa kau tutup dulu. aku masih mendengarkanmu dari handphone ku saat kau menjerit luapkan marahmu meraung kesetanan aku dapat bayangkan saat suarasuara berikutnya begitu gaduh belingbeling beriak melengking hingga tak lagi terdengar suara mungkin kau lelah atau pulsa habis hingga hanya kudapati sunyi.

tibatiba kudengar lagi suaramu setelah kelelahan kau pecahkan segala yang ada menyadarkanmu handphone yang masih aktif barangkali terlempar dipojok kamar. kau menyapaku dengan suara bergetar tangismu membuncah menahan waktu dan rindu dalam gelisah dan marah.

hingga tak mampu lagi kau bicara saat aku mendengar tangis tertahan lalu aku tutup tanpa berpamitan.

jangan kau kira lelakiku aku tidak merindu lima tahun adalah waktu yang lama apalagi dalam kungkungan rindu tertahan. tak lagi aku menyiksamu juga rinduku maka segera bergegas dan tak peduli aku mesti kembali.

kini tahan dulu langkahmu lima jangkah lagi kau sampai padaku, sebelum kau memelukku ceritakan dulu wahai lelakiku sedikit saja tentang rindumu yang bahkan tanpa anggur mabuk melupa bahwa kau masih didunia bisa terluka dan yang pasti kau masih manusia.

bahkan tentang pecahan kaca yang kau sendiri yang telah hancurkannya entah tak peduli atau melupa hanya Tiara… Tiara… Tiara…. kau melafalkan asma dan itu namaku orang yang kau cinta. tiada henti kau berdzikir tanpa kikir kosong tapi tak melompong sebab kutahu kau telah benarbenar tenggelam dalam rindu dalam cinta.

dan dirimupun menjadi hilang tiada menyatu bersenyawa dengan diriku yang kau wirid dalam asma : TIARA

Tidak ada komentar:

 

Permainan Tradisional


Permainan Lainnya »

Kembang Boreh


Kembang Lainnya»

Laesan


Laesan Lagi»
..

Misteri

Dolanan

Tradisi

Gurit

Kembang ~ Mayang

Puisi

Cer ~ Kak

Laesan

Gambar Misteri

Artikel Disarankan Teman