bukan salahku mengusung baju - baju tidurmu dalam kamar kosong ini. tapi kaulah yang sesungguhnya tak mampu fahami tentang apa dan kenapa hingga menjadi bagaimana...
tak sepicik itu aku mengira dirimu, mengotori ruang sempit yang aku persembahkan tidak hanya untukmu.
lihatlah dupa yang mengepul dipojok ruangan teliti juga kembang setaman yang aku persiapkan.
melati rinonce keris tombak warisan leluhur, jangan kau kira aku menyembahnya apalagi persembahkan seluruh energiku buatmu.
kau salah
kau picik dan bodoh soal selera dan wacana. asap dupa mengepul bersama wangi bunga - bunga hingga kamar ini menjadi begini rupa kau kira sesaji buat siapa ?
kamar ini benarlah sempit tapi luasnya cakrawala pengetahuanmu gelarlah disini, bila tak malu maka benar tlah buta matamu.
sedikitlah terbuka jangan tutupi pandangmu atas luasnya langit. disana tersimpan wujud kebenaran.
masih saja kau sembunyi dibawah rambut ketiakmu sendiri yang sama sekali tak pernah kau sentuh basuh
setelah kini kau kepergok oleh kutu - kutu yang menggerogoti kemaluanmu baru kau bilang maaf...
tak perlu memaafkanmu.
kembalikan kamarku sebagaimana hari yang lalu sebagai tempat yang layak buat persembahan baru kau bersujud memohonku
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar