Rabu, 10 Februari 2010

Berburu Pesugihan

Penulis Zamroni Allief Billah | Rabu, 10 Februari 2010 | 12.10.00 |
BERBURU BENDA BERTUAH DI NGGEPURO

Bila anda merasa orang berpangkat jangan sekali kali berani bertandang ke tempat yang satu ini. Menurut penuturan Mbah Sumari sesepuh setempat bahwa telah banyak korban berjatuhan dari orang – orang berpangkat yang tidak percaya yang datang kesana untuk berziarah atau sekedar jalan – jalan berlibur keGunung Butak.


Bertempat di lereng Gunung Butak Desa Bitingan Kecamatan Sale Kabupaten Rembang, Makam misterius ini sering menjadi tujuan para pencari benda bertuah seperti keris, tombak, dan lain – lain.

Namun banyak sekali perbedaan penuturan antara satu tokoh dengan tokoh yang lain tentang apa dan bagaimana sesungguhnya situs yang satu ini. Tapi warga sekitar menyebutnya Nggepuro.

Sebuah makam yang nisannya berupa batu yang bertuliskan huruf (mirip) jawa. Namun menurut penuturan Ki Ageng Salju Biru tokoh spiritual yang tinggal diwilayah kecamatan Sedan menyebutkan bahwa huruf yang tertera pada nisan tersebur bukan huruf jawa melainkan huruf palawa.

Akan tetapi lebih jauh tentang siapa sebenarnya yang dimaqomkan disana “Mbahe” sebutan akrab Ki Ageng Salju Biru juga tidak terlalu banyak memberikan komentar, namun menurut pandangan spiritualnya Nggepuro mengandung aura mistis yang sangat kuat

“disana banyak benda bertuah yang sangat luar biasa dan banyak dicari pengagum dan kolektor benda bertuah” demikian ungkap Mbahe yang pernah sekali melakukan laku spiritual disana dalam rangka memback-up salah satu calon Bupati Rembang.


Menurut penuturan  warga sekitar memang seringkali berdatangan orang – orang dari luar daerah yang mengasah kemampuan spiritual mereka dengan berbagai macam laku spiritual terlebih pada bulan Syuro. Ada yang puasa ngebleng,  mutih, tumpengan dan ada yang semedi.

GALI NGGEPURO DESA NGESO MIRING

Namun jangan sekali kali anda berani menggali kuburan tersebut sebab akan memancing kemarahan warga sekitar khususnya Dusun Ngeso Desa Bitingan.
Suatu ketika saat itu malam 1 Syuro 3 orang dengan dandanan nyentrik khas kejawen lengkap dengan ubo rampe persembahan. Ada kembang tujuh rupa lengkap dengan dupa yang mengebul mengiringi gelap malam dilereng gunung Butak. Dibelakang orang tersebut ada empat orang warga sekitar berbadan kekar yang sengaja diajak oleh para pelaku spiritual tersebut, salah satunya Karjo

Ke tiga orang tersebut adalah para pencari benda bertuah dari Kabupaten Blora yang sengaja bertandang kesana untuk berburu benda mistis.
Tengah malam setelah upacara ala ketiga tokoh tersebut usai, dimulailah penggalian oleh Karjo dan kawan – kawan atas komando ketiga tokoh tersebut.
Mula – mula Karjo dan kawan – kawan ragu bercampur takut untuk menjalankan tugas tersebut akan tetapi setelah diyakinkan Mbah Min orang tertua dan kelihatan paling disegani diantara ketiga tokoh tersebut, akhirnya Karjo yakin dan berani apalagi bayarannya cukup lumayan.
Tak ada firasat apapun dalam hati karjo, namun yang ada dalam benaknya dia harus menggali biar segera usai dan pulang membawa uang. Keanehan terjadi saat malam beranjak pagi sedang galian sudah hampir lima meter namun nisan yang terpendam tersebut tak kunjung kelihatan pangkalnya

Ketiga tokoh spiritual dipimpin Mbah Min masih larut dalam semedi namun dalam udara yang teramat dingin pegunungan tampak ketiga orang tersebut bermandi keringat dan Nampak teramat kewalahan entah menahan apa.
Ketiga orang tersebut bersila berhadapan dan saling beradu tangan satu sama lain membentuk lingkaran manusia. Sesekali mulutnya bergumam entah melafalkan apa, berkomat kamit tiada henti.

Sebab kelelahan dan penggalian tidak juga membuahkan hasil, Karjo dan kawan - kawan menghentikan penggalian untuk beristirahat sembari memperhatikan tingkah ketiga tokoh spiritual tersebut.
Sejenak mereka beristirahat dikejutkan suara ledakan macam suara ban mobil meletus, belum sempat Karjo mencari sumber suara dia terkejut melihat ketiga tokoh tersebut terkapar dan Nampak darah segar mengalir dari mulut Mbah Min.
Segera Karjo bangkit hendak menolong Mbah Min agar bisa bangkit duduk kembali. Sang Dukun tampak kelelahan dan pucat sekali demikian juga dengan dua kawan mereka. Sejurus kemudian tampak ketiga tokoh tersebut berbenah dan kembali duduk bersila dengan koknsentrasi penuh mungkin mengembalikan tenaga yang terkuras.


Subuh warga Ngeso gempar saat mereka mendapati pemukiman mereka tiba – tiba miring. Rumah – rumah dilereng gunung tersebut bagai nasi diatas piring hendak ditumpahkan ketanah. Atas saran Mbah Sastro tokoh setempat beberapa warga diperintahkan untuk ke situs Nggepuro mencari tahu apa yang terjadi disana


Benar juga warga mendapati Karjo dan rombongan tokoh spiritual tersebut berada disana. Kemarahan warga Ngeso hampir tak terkendali hendak menghakimi orang – orang tidak bertanggung jawab tersebut namun melihat keadaan Mbah Min yang terkulai tak berdaya mereka tak tega. Akhirnya hanya meminta Karjo segera mengembalikan tanah Nggepuro seperti semula.
Setelah tanah kembali seperti semula maka Ngeso tak lagi miring dan kembali seperti sedia kala.

Tidak ada komentar:

 

Permainan Tradisional


Permainan Lainnya »

Kembang Boreh


Kembang Lainnya»

Laesan


Laesan Lagi»
..

Misteri

Dolanan

Tradisi

Gurit

Kembang ~ Mayang

Puisi

Cer ~ Kak

Laesan

Gambar Misteri

Artikel Disarankan Teman