Poohon randu yang menghasilkan kapuk untuk bantal, kasur dan lain-lain ternyata bagi orang pada zaman dahulu memiliki fungsi yang lain. Karena sulitnya mencari pengganjal perut barangkali membuat mereka mengasah otak.
Rujak randu salah satunya. Buah randu yang masih muda selain bisa dimakan secara langsung juga bisa dimakan dengan sedikit kreasi. Kapuk muda pada dasarnya rasanya memang manis. Seperti diceritakan Pranoto. Lelaki 73 tahun ini memiliki cerita unik dalam memanfaatkan randu muda sebagai pengganjal perut.
"Randu muda yang masih seukuran hempol kaki orang dewasa adalah randu istimewa," kata Pranoto.
Randu istimewa ini kata dia dipotong salah satu ujungnya. Lantas mengambil lidi atau batang kayu kecil untuk menumbuk randu muda tersebut. setelah randu beserta serat hati randu telah tercampur di dalam, ini telah menjadi rujak setengah jadi.
Ambil beberapa buah cabai rawit diiris kecil-kecil atau cukup isinya saja. Campur juga sedikit garam lalu masukkan dan campur dengan rujak setengah jadi. Semuanya dicampur dan kembali ditumbuk di dalam buah randu tadi.
"Ini adalah rujak randu pengobat rindu," kata Pran. Sebagai pengobat rindu akan makanan yang mampu mengenyangkan perut. Karena saat itu makanan semacam nasi dan sejenisnya sangat sulit didapatkan. Apalagi ketika posisi sedang tidak berada di rumah. Maka rujak randu menjadi favorit mereka ketika musim randu tiba.
Permasalahannya, kata Pranoto, orang dahulu malas menanam ketela. Serangan celeng yang membabi buta membuat penduduk enggan menanam ketela ketika musim kemarau. Akibatnya kelaparan terjadi dimana-mana. Namun hal itu menjadikan mereka kreatif untuk memanfaatkan alam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar