Jangan dulu baca puisiku
Sebab setelah ini hendak kuhapus lagi
Bahkan sebelum sempat
aku mengulang baca koreksi
tak mamang hilang kubuang
Aku tak mau puisi ini
Menjadi racun hati
Atau sekedar bahkan ajarkan basa basi
Bacalah sebagai ayat
Sewarna perintah
cerminan muhasabah
Bila kau melarangku
Akankah kau turut pertanggungkan
Dari setiap jawab atas amanah kata
Sungguh kuingin sampaikan padamu secara sederhana
Biar tak berbelit dengan analogi sempit
mudah dedah tanpa cerna
ini tentang khawatir takut juga harap
Tak hanya tiap huruf bangkit bicara
Mencari siapa yang telah merangkainya
Menjadi tidak sekedar kata
Mungkin berubah racun
Barangkali juga bunga
Lalu bagaimana aku tak menghapusnya
bila aku sendiri tak mengerti
Akan sesungguh arti
Atau barangkali hanya onani
Terangkai indah tapi di kulit saja
Hilang maksud tanpa makna
Maaf jangan dulu baca
Biarkan aku menghapusnya bila
Minggu, 22 Agustus 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar