Permainan Tradisional Rembang-Jirak
Permainan ini masih tenar hingga akhir tahun 80-an. Ketika musim buah kemiri anak-anak akan beramai-ramai 'nitik' kemiri. Menanti angin berhembus dan menggoyang reranting dan dahan pohon kemiri. Setelahnya mereka akan berebut kemiri yang jatuh.
Tidak ada pohon kemiri kecuali biasanya tumbuh liar di lurung berdekatan dengan rumpun bambu ori. Bambu yang penuh dengan duri. Namun kegembiraan mereka menghilangkan ketakutan akan wingitnya tempat tumbuh kemiri. Serta mereka tak peduli kalau harus babak beluir saat berebut kemiri di antara duri-duri bambu.
Karena setelahnya mereka akan bersuka ria bermain jirak. Jirak adalah permainan yang sedikit mengajarkan tentang nasib. Kelihaian memang acapkali menjadi faktor utama. Namun keberuntungan terkadang mengalahkan semuanya. Salah satu ajaran tersembunyi dari permainan ini. Bahwa nasib tidak bisa ditentukan oleh faktor kemanusiaan.
Lobang tanah dengan diameter sekitar lima centimeter. Lalu jauhnya jarak disepakati untuk melakukan permainan ini. Bisa dua jangkah, satu setengah atau lebih. Semua tergantung kesepakatan. Pemainpun sangat tidak dibatasi.
Dari jarak yang telah ditentukan pemain satu persatu melempar 'gacu' ke lobang. siapa yang pertama masuk dialah yang pertama akan melakukan permainan dilanjutkan yang terdekat dengan 'wok' dan seterusnya.
Berapa kemiri yang ditombokkan sebelumnya, akan dimasukkan ke wok oleh pemain pertama. Kemiri yang masuk ke dalam wok, itulah yang menjadi miliknya. Akan tetapi permainan tidak berhenti disini. Pemain tersebut harus mampu 'nitis', melempar dengan gacu buah kemiri yang ditunjuk oleh pemain lain.
Bila dia mampu mengenai maka seluruh kemiri menjadi miliknya. Akan tetapi bila gacu-nya mengenai kemiri lain yang tidak ditunjuk, kemiri yang dalam wok akan hangus dan tidak lagi menjadi miliknya. Namun apa bila lemparan gacu mengenai ruang hampa, kemiri yang dalam wok masih menjadi miliknya dan sisanya dimainkan oleh pemain kedua dan seterusnya hingga usai.
Jumat, 03 Februari 2012
Permainan Tradisonal Rembang-Jirak
Penulis Zamroni Allief Billah | Jumat, 03 Februari 2012 | 10.16.00 |
Location:Bitingan, Sale, Indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar