Kembang Jagung
Melambai, alis perawan Laesan
pada lintasan cahaya
sekejap kita cecap
masih kita rasakan aroma persawahan
dan hijaunya tetumbuhan
rumah-rumah telah suwung kini
sepi tak berpenghuni
kita telah lama menjadi gembel di jalanan
masihkah rindu itu rapi tersimpan di dadamu?
sebagaimana air tak henti mengalir
dari sungai-sungai yang membelah dada kita
memeberkati setiap tetumbuhan
wiji jagung berbuah sudah
kembang-kembangnya runtuh di pelataran
mengukur jejak kepergian
dan kepulangan
Rembang, 10 November 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar