Kamis, 08 Desember 2011

MISTERI 'Dendam Pring Sedhapur'

Penulis Zamroni Allief Billah | Kamis, 08 Desember 2011 | 11.21.00 |
Dendam Pring Sedhapur

Manan belum bisa tersenyum atau sekedar beraktifitas sebagaimana hari biasa. Dia masih belum bisa menghilangkan kalimat dari Kyai sepuh yang telah memberinya petunjuk. "Jaga baik-baik keluargamu, selalu berserah kepada Allah. Semoga dendam Pring Sedhapur dijauhkan dari keluargamu," kata Kyai sepuh itu kepada Manan pada suatu hari. Pring sedhapur diketahui sebagai dendam penghabisan. Menghabisi seluruh keluarga dari orang tua sampai anak cucunya.

Mbah Mu adalah mertua Manan yang dikenal sebagi orang pinter. Banyak yang berobat di sana dan selalu diberi kesembuhan oleh Allah. Mulai penyakit yang ringan sekedar dipelet orang hingga penyakit berat, gila sudah bertahun-tahun dan berobat kemana-mana namun tak sembuh juga. Namunsetelah ditangani Mbah Mu akhirnya dapat kembali normal.

Namun kepada Manan Mbah sering bercerita bahwa ada sesosok makhluk yang berada di luar rumahnya. Sosok berbadan besar tersebut terkadang memang masuk ke rumah dan Minan beberapa kali mengalami kejadian di luar nalar. Sosok besar tersebut kata Mbah Mu adalah makhluk yang ingin mengabdikan diri kepada Mbah Mu. Namun lelaki sakti itu menolak. "Semua datang dari Allah. Saya tidak pernah meminta pertolongan kecuali kepada Allah," kata itu sering disucapkan setiap kali membahas sosok itu dengan Minan.

Rupanya jin tersebut dendam, demikian kata Kyai sepuh yang ditemui Minan. Benar saja semakin hari Minan merasakan aura yang aneh dalam rumah yang dia tinggali bersama mertua dan seorang kakak dari mertuanya. Saat melangkah masuk pintu tiba-tiba bulu kuduk berdiri dan seperti berada di alam lain. Itu tidak hanya Manan sendiri yang merasakan. banyak tamu yang datang merasakan hal yang sama.

Tak berapa lama, Mbah Mu yang terkenal ampuh itu meninggal dunia tanpa sakit dahulu. Balum empat puluh hari, isteri mbah Mu menyusul pergi ke haribaannya. Yang terakhir adalah paman dari isteri Manan. Kesemuanya meninggal dalam selang waktu belum genap empat puluh hari.

Rumah menjadi sepi sepeninggal Mbah Mu dan dua oprang keluarga lain. Tinggal Manan dan isterinya yang menempati rumah besar itu. Setelah berkonsultasi kesana kemari, Manan hanya bisa pasrah menghadapi kenyataan. Berserah kepada apa yang dikehendaki Tuhan. Kalaupun nyawa dia sendiri juga harus melayang tak jadi soal. Manut kepada apa yang dititahkan Allah.

Pulang Jumatan Manan segera ke kamar isterinya yang beberapa hari ini mengeluhkan punggungnya yang sakit. Setelah beberapa saat dia memijit punggung istrinya Manan berniat hendak beranjak dari kamarnya untuk berganti baju. Baru beberapa langkah isterinya memanggil. Meminta untuk dipijiti pundak depannya. Berhadap-hadapan Manan mencoba sebisanya memijit isteri yang sangat dicintainya.

Manan sedikit lega karena pegangan isterinya semakin mengendor. Sedari tadi saat dipijit walaupun perlahan namun selalu sambat sakit. Kini perempuan itu diam dan mungkin kelelahan hingga tertidur, pikir minan.

Perlahan oleh Manan perempuan tersebut dibaringkan. Sebelum pergi dia pandangi sejenak isterinya yang beberapa hari terakhir ini seperti sangat menderita. Entah penyakit apa dia sendiri sama sekali tak mengerti. Hanya awalnya sang isteri mengeluh masuk angin. Saat memandangi wajah orang yang dicintainya, Manan melihat sesuatu yang janggal. Tidak seperti orang yang sedang tidur lebih menyerupai mayat.

Rasa takut, khawatir, dan berbagai perasaan lain menindihnya. Segera Manan menyentuh urat nadi isterinya. Betapa kagetnya lelaki itu mendapati isterinya sudah tidak bernyawa. Dia hanya tak bisa mengerti dngan kejadian yang begitu cepat itu. Seperti tak bisa diterima logika. Bahwa isteri yang dihadapannya tiba-tiba meninggal.

Manan hanya teringat dhawuh kyai perihal dendam pring sedhapur. Sosok makhluk yang hendak mengabdikan diri kepada Mbah Mu merenggut semua yang di sisinya. Lepas dari itu Manan mengembalikan semua kepada Allah. Entah melalui makhluk itu atau entah melalui apapun semua adalah kehendak Allah yang telah mengambil Isteri dan seluruh keluarganya menghadap Tuhan.

Tidak ada komentar:

 

Permainan Tradisional


Permainan Lainnya »

Kembang Boreh


Kembang Lainnya»

Laesan


Laesan Lagi»
..

Misteri

Dolanan

Tradisi

Gurit

Kembang ~ Mayang

Puisi

Cer ~ Kak

Laesan

Gambar Misteri

Artikel Disarankan Teman