Kulihat Mata Itu
Kulihat mata itu dalam, diam
angin masih setia dendangkan cinta
sembunyikan jerit tertahan
di beningnya kutemukan kepedihan
terselip antara senyum dan canda
menutupkan galau – parau
lalu apa yang mampu kukata
ketika aku tahu semua
kecuali membiarkanmu tertawa
tak hanya seolah saja
siapa berani bertaruh
pada siapakah ombak ini lebih dulu menyentuh
dan tenggelamkan kita yang antri menanti
mencuri dengar saat ombak bernyanyi
dari tanah kembali ke tanah
dari air kembali ke air
dari arah manakah gemulung menggunung
menculik dan menenggelamkan kita di teleng samudera
Rembang, 27 april 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar